Senin, 18 Maret 2013

Perawatan Kacer

Mortal adalah  salah satu burung kacer terbaik di Tasikmalaya dan sekitarnya, kawasan yang sebenarnya

 juga dihuni kacer-kacer andal dan disegani dalam blantika perburungan Tanah Air.  Belum lama ini, Mortal mengalami proses alami rontok bulu (mabung), sehingga sedikit menurunkan performanya. Bagaimana cara merawat kacer usai mabung? Berikut tips dari Kang Dadang

Pada kondisi terbaiknya, atau top form, Mortal selalu tampil dengan gaya nagen, tetap berdiri tenang di atas tenggeran tanpa banyak bergerak. Dalam posisi seperti itu, sambil mendongakkan kepala, dia bisa mengeluarkan suara ngerol yang panjang, speed rapat, lagu kecil-kecil dan kristal, serta volume tembus.
Kacer Mortal pernah menjadi juara Tingkat Regional 2012.
Setelah beberapa kali menorehkan prestasi terbaiknya, tibalah saatnya Mortal menjalani proses alaminya yaitu rontok bulu (mabung).
Penampilannya setelah mabung memang belum mencapai level top form, namun tetap terlihat paling menonjol dibandingkan dengan musuh-musuhnya, sehingga juri pun tanpa ragu memberikan koncer A.
Seperti diketahui, bulu-bulu burung kacer yang baru tumbuh setelah mabung sifatnya masih muda, atau dalam bahasa kicaumania disebut masih “basah”, atau belum tumbuh sempurna seratus persen. Dalam kondisi seperti ini, burung kacer merasa ada yang kurang dalam dirinya. Itulah alasan yang menjelaskan mengapa penampilan Mortal belum mencapai perfoma terbaiknya.

USAI MABUNG, SETIAP PAGI KACER MORTAL DIUMBAR DALAM KANDANG BESAR
Ketika tampil pasca mabung, mulut Mortal terlihat belum membuka maksimal, sehingga volumenya pun belum keluar secara utuh. Speed juga belum rapat-rapat amat, demikian pula dengan karakternya yang masih ada gerakan (tidak nagen sempurna seperti kebiasaan Mortal). Beberapa kali Mortal memakai gaya melompat dari tenggeran satu ke tenggeran lainnya.

SEBELUM LOMBA, MORTAL DICAS DENGAN BURUNG BETINA
Menurut Dadang Pemilik Mortal, diperkirakan dua pekan ke depan bulu-bulunya baru “kering”, dan bisa tampil maksimal sebagaimana performa terbaiknya. “Kita buktikan saja pada Lomba Regional Berikutnya. Dengan persiapan cukup, kita berharap Mortal bisa mulai merintis jalan menjadi kacer terbaik tahun ini,” ujar Dadang yang mengaku masih pikir-pikir apakah mau menurunkan Mortal di BnR Award, mengingat kondisi burung belum sepenuhnya pulih.
Yang jelas, setelah proses mabung selesai, perawatan Mortal sudah menggunakan cara yang berbeda. Setiap hari dimasukkan ke kandang umbaran yang cukup besar, dengan panjang sekitar 3 meter. Burung dimasukkan ke umbaran sejak pukul 07.00 hingga 09.30.
Untuk mempecepat pemulihan kondisi, Sakral juga didampingi kacer betina untuk mengecas suaranya. .

Sabtu, 03 Juli 2010

Tips agar anis merah tidak macet pindah rumah

Tips agar anis merah tidak macet pindah rumah
Seekor anis merah yang sudah mapan dan stabil mentalnya menurut Muklis, pemandu bakat anis merah di kawasan Sentul Bogor, tidak mungkin macet atau mandek bunyi saat pindah lokasi atau rumah meskipun berbeda kota. Yang penting penanganannya, terutama saat burung dibawa, harus dalam kondisi yang benar.
Misalnya, saat pindah ke rumah baru kondisi burung tetap dalam krodong, jangan langsung dibuka.
Biarkan burung datang di rumah baru dalam kondisi dikerodong. Gantung di tempat yang tenang hingga burung adaptasi dalam suasana lingkungan baru. Burung tetap dikrodong hingga bunyi.
Meskipun burung sudah bunyi, biarkan saja beberapa saat. Pelan-pelan dibuka krodong, jangan langsung dimandikan. Kontrol air minumnya, makanannya, bersihkan kandang, kemudian krodong lagi. Biarkan diangin-anginkan di tempat tenang sambil bunyi. Kalau besoknya belum mau mandi di bak mandi biarkan saja, jangan dipaksa.
Yang penting, bilamana di rumah ada anis merah lain yang lebih gacor diusahakan pindahkan di ruangan berbeda. Jauhkan atau diusahakan penempatannya di tempat berbeda. Karena, lazimnya burung gacor akan fighter bilamana kedalangan burung baru. Burung baru jangan dituntut harus langsung bunyi di rumah dengan cara di-cas atau ditrek dengan burung gacor yang lain. Kecuali burung itu sebelumnya memang sudah mapan.
Begitu juga pemberian pakannya, jangan diganti, kalaupun diganti tentu dengan produk atau merek yang sama.
Setelan ekslra foodingnya pun disesuaikan dengan perawatan sebelumnya. Kalau dari pemilik sebelumnya 2 ekor sehari, ya berikan dengan porsi sama. Begitu juga cacingnya, kalau memang tidak diberi cacing, ya jangan diberikan cacing.

Jumat, 02 Juli 2010

ANIS MERAH MACET BUNYI?

Anis merah macet
Anis merah (AM) macet banyak penyebabnya. Bisa jadi karena sakit (termasuk masa ngurak-mabung) dan tidak birahi. Semua burung kicauan pada dasarnya bisa bunyi, hanya saja untuk betina, tidak seperti bunyi jantannya, agak sepi, meski untuk burung-burung tertentu (misalnya cucakrowo, lovebird dsb) ada yang lebih bagus betinanya dalam berkicau.
Oke, kalau Anda sudah pasti dan yakin anis merah Anda bebas dari kekurangan nutrisi dan juga bebas parasit (tungau, kutu dsb), maka cobalah beri extra fooding berupa buah sawo atau salak yang benar-benar matang atau malah cenderung sudah gembur tetapi tidak busuk. Sawo atau salak yang demikian bisa diberikan sebagai menu tambahan harian selama masa treatmen. Selain itu anis merah juga diembun-embunkan. Pagi-pagi sekali, saat embun masih turun, keluarkan anis merah Anda.
Tambahan catatan, anis merah (juga anis kembang) juga suka ngangkat suara kalau ada suara rangsangan lain. Coba untuk anis merah macet, sering-sering distelkan kaset suara burung isian seperti LB, ciblek, cucak jenggot atau cililin. Untuk membuat dia lebih berani bunyi, gantungkan di tempat dekat orang lalu lalang, misalnya dekat pintu dapur, atau dekat dengan suara gemercik air.
Pengaruh sangkar, warna dan bau
Perlu pula diperhatikan bahwa strukutur, bahan, cat dan sebagainya dari komponen sangkar sangat berpengaruh pada anis merah. Ada anis merah yang tidak mau bunyi atau bunyi tidak maksimal di sangkar kotak, maunya di sangkar bulat dan sebaliknya. Ada yang tidak mau dengan tangkringan berdiameter besar, harus kecil atau sebaliknya.

Tanpa berbicara sisi mistik, percaya tidak percaya, burung anis merah yang lahir dan menetas di kawasan hutan yang ada kayu cendana-nya, akan mudah sekali bunyi dan teler jika di dasar sangkar kita beri cuilan kayu cendana. Secara logika asal-asalan, hal ini mungkin disebabkan bau kayu cendana membangkitkan memori anis merah akan daerah asalnya.
Selain kayu cendana, juga harumnya bunga kopi, ternyata bisa membuat burung anis merah mudah bunyi atau teler, khususnya anis merah dari tlatah Bali. Kemungkinan juga hal ini disebabkan rata-rata anis merah Bali berhabitat pepohonan kopi. Apakah demikian hubungannya ataukah tidak, wallahu’alam.
Singkat kata pengaruh sangkar dan segala yang melekat padanya mempunyai pengaruh pada gampang-tidaknya burung bunyi.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah benda-benda lain yang ada di sekitar burung. Ada burung tertentu yang kelabakan bila didekatkan dengan benda berwarna merah, topi atau payung. Kalau burung kelabakan, kita tentu gampang mendeteksinya. Masalahnya, kalau burung hanya diam karena stres, tentu kita yang kebingungan. Selama benda dengan warna atau bentuk tertentu masih berada di sekitar burung, dipastikan burung tetap stres tidak mau bunyi.
Burung yang membisu karena faktor lingkungan, akan mau bunyi lagi meski bertahap jika lingkungan kita ubah, atau burung berpindah tangn/rumah. Oleh karena itu tidak mengherankan ada burung yang berbulan-bulan membisu, tetapi begitu dibeli orang lain dan berpindah rumah, langsung bunyi bahkan gacor.
Termasuk lingkungan ini adalah burung-burung lain di rumah. Ada burung-burung tertentu yang secara karakter memiliki “perbawa” terhadap burung lain. Saya pernah punya anis kembang yang terlihat biasa saja. Tetapi beberapa kacer milik teman yang dikenal tidak pernah mbagong atau nguda laut, langsung mbagong begitu melihat anis kembang tersebut meski si anis kembang tikda bunyi dan hanya bersiul “shiiittt…”.
Hal itu secara logika memang tidak bisa saya jelaskan. Namun itulah faktanya. Jadi masalah burung macet bunyi atau membisu, banyak penyebabnya yang tidak bisa serta merta bisa kita ketahui. Teliti lagi… teliti lagi, itulah seninya bermain burung…
Anis tidak mau teler
Nah, kalau masalah anis merah tidak teler meski sudah lama ngemplongnya, volume juga tembus, variasi bagus, dan juga sudah didekatkan dengan anis merah teler, maka perlu diketahui bahwa memang ada anis merah tertentu yang “sulit” teler kalau di rumah. Hanya saja tiba-tiba dia bisa langsung “leeerrr” teler begitu ditandingkan dengan banyak anis merah.
Lebih dari itu, sebenarnya ada juga gaya teler anis merah bukan dalam pengertian “teler” yang kita pahami saat ini, yakni menundukkan kepala atau mengoyangkan badan kanan-kiri. Ada anis merah yang meski teler hanya sedikit menggoyang-goyangkan kepala atau juga hanya buka-buka ekor. Untuk membedakan apakah anis merah itu teler atau tidak, coba saja dengarkan lagunya. Kalau awalnya hanya ngeplong-ngeplong dengan jarak antar ngeplongan relatif lama, tetapi menjadi relatif cepat dengan lagu yang lebih variatif, maka sebenarnya anis merah itu dalam kondisi teler.
Ya, perlu ditegaskan lagi, ada anis merah yang memang “tidak bisa teler” kalau pengertian teler adalah bunyi dengan speed rapat sambil mendengklukkan kepala, goyang, buka ekor dan sebagainya. Ini memang anis merah yang “langka”. Kalau anis merah Anda memang demikian, sayang sekali bahwa hal itu bukan terjadi pada pertengahan dekade 90. Sebab pada masa itu, anis merah seperti ini diburu para penghobi dengan harga yang selangit. Sebab, pada masa awal-awal kepopuleran anis merah di pertengahan dekade 90, AM yang gacor tetapi tidak teler-lah yang dianggap sebagai burung bagus. Sedangkan kalau ada anis merah belum-belum sudah teler, maka akan segera terdengar “huuuu” mencemooh.
Perubahan gaya teler anis merah
Demikianlah seperti saya sebutkan di atas, bahwa masalah mabung, penyakit, kondisi mental dan lingkungan sangat berpengaruh pada suara kicauan burung. Namun ternyata, dari banyak pengalaman para pemain burung, pengaruh tersebut tidak hanya pada suara (macet-tidak macet, teler-tidak teler), tetapi juga pada perubahan gaya teler.
Seeorang teman ada yang punya anis merah yang telernya bergaya klasik. Namun seusai mabung, anis merah tersebut punya gaya teler ndlosor mbebek, bahkan main buka-tutup ekor.
Sebaliknya, ada yang punya anis merah yang dulunya punya gaya teler gaya bebek, tetapi jadi bergaya klasik seusai mabung. Pada cerita lain, ada anis merah yang telernya klasik biasa saja, tetapi begitu ketemu lawan dia mau main ngotot, teler mengibas kanan-kiri dan bahkan buka-buka ekor. Atau juga  sebaliknya, ada yang bergaya habis-habisan kalau sendirian, tetapi malah cuma tampil biasa saja ketika ketemua banyak lawan.
Jadi demikianlah kalau Anda punya anis merah. Jika ada perubahan performa, baik performa suara maupun perilaku (termasuk gaya teler), Anda harus meneliti semua faktor, baik kesehatan, sangkar maupun lingkungan sekitarnya. Artinya, tidak pernah ada jawaban cespleng atas persoalan burung yang bisa diterapkan secara umum dan pasti cespleng juga untuk semuanya.

CARA VIKIN ANIS CEPAT TELER

 DHANK
 Perawatan anis merah untuk rumahan dan lomba, sebenarnya tidak ada bedanya. Semuanya harus menurut standar kecukupan gizi (untuk makanan) dan perlakuan (agar tidak mudah stress). Cuma saja, biasanya, burung untuk rumahan tidak terawat secara maksimal karena kita hanya memerlukan kicau merdunya setiap hari, setiap saat. Sedang kalau untuk lomba, kita perlu melatihnya bertarung di berbagai arena latihan bersama. Kalau terbukti suaranya “tembus” (keras melebihi kerasnya suara rata-rata burung lain) dan bermental bagus (teler habis dari awal sampai akhir) dengan gaya teler yang bagus (ngipas– ekor kembang-kempis seperti kipas atau nyacah– gaya teler dengan kepala mengangguk2 beritme cepat), maka kita pelihara burung itu untuk jagoan di arena lomba.
Sedangkan kalau hanya sebatas gacor tetapi gaya telernya biasa atau hanya teler kalau sendirian misalnya, maka itu cocok untuk burung rumahan.
Intinya, untuk perawatan, sebaiknya tidak ada beda. Harus sama-sama bagus.
Percepatan perontokan dengan penambahan EF (biasanya kroto dan ulat hongkong) bisa dilakukan. Cuma saja, ulat hongkong dibatasi jumlahnya (paling 10-15 ekor) dan itupun hanya ulat hongkong yang sudah diberi makan wortel atau daun pepaya.
Efeknya, burung bisa kegemukan dan kalau sudah kegemukan, sulit sekali menguruskannya lagi. Padahal, burung gemuk biasanya males bunyi.
Soal cacing, ya pastilah dia akan membuat burung mudah teler karena cacing bergizi tinggi dan merangsang burung untuk selalu bergembira ria (hehehehe….setara daging kambing untuk manusia kali ya…..).
Kalau kaitannya dengan gembos, saya kira tidak. Cuma, kalau burung terlalu banyak bunyi ketika sendirian. Maka dia akan mudah gembos kalau ditarungkan. Nah kita pilih mana? Kalau kita perlihara burung untuk kicauan di rumah, ya kalau di rumah nggak usaha dikerodong biar bunyi terus. Kalau mau buat lomba, ya kalau di rumah dikerodong terus agar tidak kehabisan stamina ketika lomba karena sudah bunyi terus sehari-dua hari sebelumnya secara terus menerus.
Kalau burung makan buah jadi kurus itu ya masuk logika . Cuma biasanya, pemberian buah harus dibarengi dengan pengurangan jatah pakan lain (vorr——-sumber karbohidrat ataupun EF yang banyak lemaknya spt jangkrik dsb). Kalaupun digelontor buah kok tidak ada pengurangan karbohidrat, ya sama saja bohong.
Kalau kurang karbohidrat dan cuma banyak mengkonsumsi buah, maka burung bisa cepet kurus.
Cuma, pengurangan karbohidrat dan EFnya jangan kebangetan, nanti kurang gizi.
Untuk pengurusan, hal yang paling utama adalah sering memandikan burung di karamba. Dengan mandi di karamba, burung mengeluarkan energi yang besar untuk mengepak2kan dan menggetarkan sayap serta untuk menaikkan suhu tubuh. Jadi itulah sebenarnya, mengapa burung yang sering dimandikan malam hari “relatif” bagus. Sebab, kelangsingan tubuhnya terjaga dan karenanya rajin bernyanyi.
Begitu dulu ya , moga-moga bermanfaat.

CUCAK JENGGOT

Burung Cucak Jenggot dan Burung Kapas Tembak umumnya digunakan sebagai burung master. Tetapi banyak juga yang menjadikan burung ini sebagai burung lomba di lapangan, sangat banyak juga jenis burung ini yang mendulang prestasi dan penyumbang poin dalam suatu lomba. Pamornya makin menanjak seiring dengan ramainya lomba burung berkicau di Tanah Air. Memelihara dan merawat burung jenis ini sangatlah mudah. 
 
 

KARAKTER DASAR BURUNG CUCAK JENGGOT DAN BURUNG KAPAS TEMBAK

  1. Non fighter. Burung ini bukanlah burung petarung, daya tarung yang ada pada burung ini cenderung akibat tingkat birahi pada level tertentu yang akan membuat burung ini menjaga daerah teritorialnya.
  2. Mudah jinak. Karena kemampuan beradaptasinya yang tinggi, maka burung ini mudah jinak kepada manusia.
  3. Agresor. Apabila disekitarnya ada suara burung lain yang memiliki frekuensi tinggi, burung ini langsung menimpali.
 

PEMILIHAN BAHAN BURUNG CUCAK JENGGOT DAN BURUNG KAPAS TEMBAK YANG BAIK

 
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung Cucak Jenggot dan Kapas Tembak.
  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
  • Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
  • Postur badan, pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
  • Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut  sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
  • Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
  • Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
  • Warna bulu tegas dan kering, diyakini memiliki irama lagu yang sangat panjang.
  • Memiliki Jambul dan Jenggot yang lebih besar. Burung akan mempunyai wibawa yang besar apabila berhadapan dengan burung Cucak Jenggot dan burung Kapas Tembak lain. 
 

MAKANAN YANG SESUAI UNTUK BURUNG CUCAK JENGGOT DAN BURUNG KAPAS TEMBAK

  • Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu 12%-18%), belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak Jenggot dan Kapas Tembak. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
  • Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah.
  • EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, , Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, . Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.